
Oleh : Rastono Sumardi
Wahai jiwa yang dahaga,
puasa adalah samudra luas,
di mana lapar bukan sekadar perih,
melainkan gerbang menuju cahaya kasih.
Dalam sunyi sahur yang lirih,
langit menghamparkan doa-doa yang putih,
seperti ruh yang rindu kembali,
ke rumah cinta yang hakiki.
Tahanlah hausmu, tahanlah dahagamu,
sebab air surgawi menanti di hatimu.
Bukan perut yang mengadu lapar,
tetapi nafsu yang tunduk dalam sabar.
Wahai insan yang bertahan,
puasa bukan sekadar menahan,
tapi sebuah tarian roh dengan Tuhan,
menari di atas debu kefanaan.
Lapar ini memurnikan hati,
menyapu noda yang mengabdi duniawi,
hingga yang tersisa hanyalah Engkau,
cahaya rahmat di lubuk qalbu.
Maka berbukalah dengan syukur,
seperti langit yang memeluk bumi,
sebab puasa adalah jembatan,
antara fana dan keabadian Ilahi.
