DTSEN dan Sekolah Rakyat, Dua Pilar Pengentasan Kemiskinan ala Presiden Prabowo

Posted by : admin April 21, 2025

Oleh : Rastono Sumardi

Dalam upaya mewujudkan misi besar pengentasan kemiskinan, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menghadirkan dua strategi kunci yang saling melengkapi: Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan Sekolah Rakyat. Kedua pendekatan ini dipaparkan secara komprehensif oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam kunjungan kerjanya di Sumatera Utara, Jumat, 11 April 2025.

1. DTSEN: Fondasi Data Terpadu untuk Kebijakan yang Tepat Sasaran

DTSEN merupakan sistem basis data nasional yang dikembangkan dengan pendekatan modern dan integratif. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa seluruh program bantuan sosial dan pemberdayaan ekonomi benar-benar menyasar kelompok masyarakat yang membutuhkan secara akurat, efisien, dan adil.

Karakteristik DTSEN:
– Terpadu dan terverifikasi: Data dikumpulkan, dipadankan dengan NIK, dan diolah sesuai standar Badan Pusat Statistik (BPS).
– Menggunakan sistem desil: Masyarakat diklasifikasikan ke dalam kelompok desil 1 hingga 10, yang menggambarkan tingkat kesejahteraan mereka. Desil 1–2 menjadi fokus utama program bantuan sosial karena mewakili kelompok paling miskin dan miskin ekstrem.
– Bersifat terbuka dan partisipatif: Selain melalui jalur formal (RT, RW, kelurahan), pemutakhiran data juga bisa dilakukan oleh masyarakat melalui aplikasi digital seperti Cek Bansos.

“Kita harus tinggalkan kebiasaan membuat data sendiri-sendiri dan menepuk tangan sendiri. DTSEN adalah solusi agar kita satu suara dan satu data,” ujar Gus Ipul.

Dengan DTSEN, pemerintah daerah memiliki panduan yang konkret untuk merancang program sosial yang lebih tepat sasaran dan terukur dampaknya.

2. Sekolah Rakyat: Memutus Rantai Kemiskinan Lewat Jalur Pendidikan

Sementara DTSEN memperkuat fondasi data, Sekolah Rakyat hadir sebagai strategi transformatif jangka panjang yang diarahkan untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi melalui akses pendidikan yang inklusif.

Ciri Utama Sekolah Rakyat:
– Berorientasi pada kelompok rentan: Sekolah Rakyat dikhususkan bagi anak-anak dari keluarga miskin, agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu.
– Didukung oleh aset daerah: Pemerintah daerah menyediakan lahan dan aset yang akan direvitalisasi menjadi fasilitas pendidikan.
– Disinergikan dengan visi nasional: Sekolah Rakyat merupakan pengejawantahan visi Presiden Prabowo untuk menjamin bahwa kemiskinan tidak menjadi penghalang bagi anak-anak Indonesia meraih masa depan.

“Arahan Presiden sangat jelas: buka akses seluas-luasnya bagi anak-anak dari keluarga miskin agar bisa tersenyum dan punya masa depan,” kata Gus Ipul.

Di Sumatera Utara, antusiasme tinggi ditunjukkan dengan 20 kabupaten/kota yang telah mengusulkan pembangunan Sekolah Rakyat, bahkan sebelum kunjungan Mensos. Tahun ini, empat Sekolah Rakyat akan mulai beroperasi di Sumut.

Kehadiran DTSEN dan Sekolah Rakyat tidak hanya menjawab tantangan kemiskinan secara jangka pendek dan panjang, tetapi juga menunjukkan transformasi paradigma: dari pendekatan sektoral dan sporadis menuju sistem terpadu, partisipatif, dan berkelanjutan.

Kunci keberhasilan keduanya terletak pada sinergi antar lembaga, komitmen pemerintah daerah, serta keterlibatan aktif masyarakat. Dengan DTSEN sebagai dasar pijakan dan Sekolah Rakyat sebagai jembatan masa depan, Indonesia melangkah lebih pasti menuju kesejahteraan sosial yang merata.

RELATED POSTS
FOLLOW US