
Simpang Raya – Suasana penuh khidmat menyelimuti Masjid Nurul Ihsan, Desa Beringin Jaya, pada Ahad Wage (10/8) saat berlangsungnya Pengajian Rutin Ahad Wage An-Nahdliyyah yang menjadi agenda bulanan se-Kecamatan Bunta, Nuhon, dan Simpang Raya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua MUI Kabupaten Banggai, KH. Zainal Abidin Alihamu, para kiai yaitu KH. Muhammad Yahya, KH. Maryakub, KH. Musyafa’, serta Ketua MWC NU Kecamatan Simpang Raya Muhammad Muhlisin, S.Pd.I. Turut hadir pula Kepala KUA Simpang Raya, Ketua Majelis Taklim Hubbul Wathon Simpang Raya, Ketua Yayasan Ponpes Al-Fatih Simpang Raya Ustadz Slamet Hariyanto, S.S, serta ratusan jamaah anggota Majelis Taklim dari tiga kecamatan: Simpang Raya, Nuhon, dan Bunta.
Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Panitia, Bapak Abdurrahman, yang menyampaikan bahwa pengajian ini bukan hanya menjadi ajang menimba ilmu agama, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga dari berbagai desa.
Dalam ceramah utamanya, KH. Zainal Abidin menyampaikan bahwa kegiatan pengajian rutin seperti ini adalah warisan mulia dari para ulama terdahulu.
“Ini adalah tradisi baik yang harus terus dijaga sebagai warisan ulama dan wujud kecintaan kita pada syiar Islam,” ungkapnya.
Beliau juga menekankan pentingnya memperkuat keimanan di tengah zaman yang serba terbuka dan penuh tantangan.
“Di era digital yang serba cepat ini, di mana berbagai pemikiran dan pengaruh datang tanpa filter, hanya dengan keimanan yang kuat kita bisa menjaga diri, keluarga, dan generasi kita dari penyimpangan akidah dan moral,” tegas KH. Zainal Abidin.
Beliau mengajak jamaah untuk menjadikan kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin ini sebagai kebutuhan ruhani.
“Dengan rutin menghadiri majelis ilmu seperti ini, hati kita akan tetap terhubung dengan Allah, dan ukhuwah Islamiyah di antara kita akan semakin erat,” tambahnya.
Pengajian Rutin Ahad Wage An-Nahdliyyah telah menjadi agenda tetap yang digelar secara bergilir di masjid-masjid wilayah Kecamatan Bunta, Nuhon, dan Simpang Raya, yang diadakan setiap Ahad Wage menurut kalender Jawa.
Acara ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa, daerah, dan umat Islam yang dipimpin oleh KH. Musyafa’. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah antara jamaah dan para tokoh agama.
