
Oleh: H. Irpan, S.Ag., M.H.
Dalam dunia Islam, dua pilar utama yang menjadi fondasi kepribadian seorang muslim adalah ilmu dan adab. Keduanya sama-sama mulia dan tak terpisahkan. Namun dalam sejarah pendidikan Islam, tak jarang muncul perdebatan mengenai mana yang lebih utama: ilmu atau adab?
1. Ilmu: Cahaya yang Mengangkat Derajat
Allah Ta‘ala berfirman:
> يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujādilah: 11)
Ayat ini menjadi bukti bahwa ilmu adalah karunia besar yang menjadi sebab Allah meninggikan derajat hamba-hamba-Nya. Dalam hadis, Nabi ﷺ juga bersabda:
> مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim, no. 2699)
Maka jelas, ilmu adalah jalan mulia. Ia adalah cahaya yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
2. Adab: Pondasi yang Menjaga Ilmu Tetap Lurus
Meski ilmu begitu penting, para ulama salaf memberikan perhatian khusus kepada adab sebelum mempelajari ilmu.
Imam Malik rahimahullah berkata:
“Pelajarilah adab sebelum kamu mempelajari ilmu.”
Imam Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata:
“Kami lebih membutuhkan sedikit adab daripada banyak ilmu.”
Adab adalah pengawal ilmu. Tanpa adab, ilmu bisa menjadi alat kesombongan, perpecahan, bahkan kesesatan.
3. Ilmu Tanpa Adab: Bencana Tersembunyi
Nabi ﷺ mengingatkan:
> إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ
“Yang paling aku takutkan atas umatku adalah orang munafik yang pandai berbicara (fasih lisannya).”
(HR. Ahmad, no. 15333)
Inilah gambaran orang berilmu namun tidak beradab. Ilmunya tidak membentuk ketundukan kepada Allah, tetapi justru menjadikannya sombong, menyimpang, dan menyesatkan.
4. Harmoni: Ilmu dan Adab Harus Berjalan Bersama
Idealnya, orang yang berilmu akan otomatis beradab. Namun kenyataannya, ilmu tidak otomatis membentuk akhlak jika tidak dibarengi dengan tazkiyatun nafs (pensucian jiwa). Sebaliknya, adab yang baik menjadi pintu masuk agar ilmu benar-benar memberi cahaya dan keberkahan.
5. Kesimpulan dan Refleksi
Ilmu dan adab bukan untuk dipertentangkan, tapi untuk disinergikan. Namun jika harus memilih mana yang mendahului, maka adab adalah fondasi yang mendahului ilmu, sebagaimana pendapat para ulama besar. Karena:
Adab membentuk keikhlasan dalam mencari ilmu
Adab menjaga ilmu dari kesombongan
Adab mengantar ilmu menjadi amal
Ilmu tanpa adab akan melahirkan kerusakan, sementara adab tanpa ilmu akan melahirkan kebodohan yang tidak terarah. Maka sempurnalah akhlak seorang muslim ketika ia menghiasi dirinya dengan ilmu yang bermanfaat dan adab yang terpuji.
Penutup.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang dihiasi oleh ilmu yang bermanfaat, serta dihormati karena keluhuran adab dan akhlak. Jadikanlah adab sebagai permadani untuk berjalan di jalan ilmu, dan jadikanlah ilmu sebagai obor yang menyinari jalan menuju ridha Allah.
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
