Nusantara26.com – Pihak berwenang Iran menangkap 35 orang dalam penggerebekan yang diklaim sebagai “pertemuan jaringan setan” di provinsi barat daya Khuzestan. Ini menurut laporan media lokal ISNA pada Sabtu, 1 Juni 2024. Penggerebekan itu terjadi setelah polisi mengidentifikasi lokasi pertemuan yang menampilkan tanda dan simbol setanisme, alkohol dan obat-obatan.
Penggerebekan terhadap apa yang disebut pertemuan setan sering terjadi di Iran. Warganya dilarang keras menggelar pesta dengan mengkonsumsi alkohol. Pada bulan Mei, polisi menangkap lebih dari 250 orang termasuk tiga warga Eropa di sebelah barat ibu kota Teheran atas tuduhan serupa. Penggerebekan pada 2007 terhadap konser rock tidak sah di dekat Teheran menyebabkan sekitar 230 orang ditangkap.
Pihak berwenang di negara yang didominasi Muslim Syiah sebelumnya telah mencap konser musik rock dan heavy metal sebagai pertemuan “setan”.
Jadi, ceritanya tentang setan. Di mana-mana memang dimusuhi. Kadang, ketika lagi benci, tak jarang orang dikatakan “Setan lho!” “Dasar anak setan!” Kadang pejabat yang suka korupsi pun sering disumpahi warga dengan “pejabat setan” Apapun jenis kejahatannya, setan paling banyak disalahkan.
Kali ini saya mencoba mengenalkan salah satu sekte yang kalau di Indonesia pasti sudah dibubarkan. Itulah Sekte Satanisme, penganut aliran setan. Ternyata, sekte Satanisme memiliki banyak pengikut. Mereka juga punya tempat ibadah. Cuma, yang disembah bukan Tuhan, melainkan setan.
Aliran Setan, tidak lagi sembunyi-sembunyi. Malah secara terang-terangan penganutnya membawa Patung Baffomet, patung setan berukuran besar di jalan tanpa malu lagi. Mereka juga mengalungkan lambang pentagram di dadanya tanpa takut diejek. Mereka juga bebas berpidato di muka umum, meminta kebebasan beribadah juga. Bukan di sini, tapi di Amerika sono.
Satanisme merasa dunia mendekati akhir zaman. Satanisme itu memang terdengar seram tapi menarik. Di sekelilingnya sering terdengar desas-desus serta bisik-bisik tentang para pengikutnya. Ada mengatakan mereka melakukan kegiatan bawah tanah untuk memperkosa dan membunuh. Lalu, mempersembahkan anak-anak kepada setan. Semua orang dibuat penasaran pada keyakinan yang satu ini. Banyak sepakat aliran ini sangat menyimpang dan perlu dilenyapkan. Seperti, berbagai aliran keyakinan yang disingkirkan karena banyak keluar dari pakem agama-agama Samawi. Sebenarnya, wajar kalau ada semacam ketakutan besar terhadap aliran satanisme ini. Apalagi dunia juga masih mengalami apa yang disebut dengan istilah Satanic Panic. Kalian pernah dengar istilah tersebut atau mungkin pernah dengar kasus nya?
Saat ini dikabarkan ada 12.000 lebih kasus satanic ritual abuse atau kekerasan serta pelecehan dalam ritual yang konon dilakukan para pengikut paham satanic ini. Sehingga, menyebabkan terjadinya kepanikan moral di publik. Akhirnya, melahirkan peraturan pelarangan satanisme untuk tumbuh dan berkembang.
Semuanya dimulai pada kepanikan yang tidak berdasar di Amerika Serikat pada tahun 1980-an. Kemudian, menyebar ke banyak wilayah di seluruh dunia termasuk Indonesia pada akhir tahun 1990-an. Kejadiannya tercetus dari terbitnya buku berjudul Michel Remembers yang ditulis oleh psikiater berkebangsaan Kanada bernama Lawrence Pazdes dan Michel Smith. Dalam buku itu berisi hasil praktik terapi pemulihan memori yang dilakukan terhadap Michel. Tapi, dengan membangun sudut pandang mengerikan tentang pelecehan ritual yang melibatkannya. Semenjak itulah tumbuh ketakutan dan kekhawatiran yang meluas di kalangan publik terhadap kegiatan okultisme. Ritual keagaman yang berhubung dengan setan dan pengaruh paham satanis dalam budaya populer. Hal ini diperparah dengan adanya laporan-laporan palsu mengenai pembunuhan, penyiksaan, dan penculikan. Ini dikaitkan dengan ritual satanis yang kebanyakan tidak terbukti atau justru terbukti sebagai kesalahpahaman. Semua itu puncaknya berdampak pada munculnya kampanye anti keagamaan alternatif. Kemudian, membatasi masyarakat global untuk mengakses buku, musik, hingga aktivitas yang dianggap berbahaya dan menyimpang dari ajaran agama samawi. (bersambung)
Penulis : Bangros – Satupena