
Luwuk, 9 Juli 2025 – Pemerintah Kabupaten Banggai melaksanakan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang digelar di Ruang Rapat Umum Kantor Bupati. Rapat penting ini mengusung tema: “Memperkuat Sinergi Pengendalian Inflasi dan Perluasan Sistem Pembayaran Digital Kabupaten Banggai.”
Rapat dipimpin langsung oleh Bupati Banggai Ir. H. Amirudin, MM dan dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Banggai, Perwakilan Bank Indonesia, Forkopimda, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta unsur Perum Bulog.
Dalam sambutannya, Bupati Amirudin menegaskan bahwa pengendalian inflasi merupakan prioritas utama pemerintah daerah dalam menjaga kestabilan harga dan melindungi daya beli masyarakat, terutama terhadap komoditas bahan pokok.
“Kami akan segera melakukan intervensi pasar pada komoditas-komoditas strategis yang mengalami lonjakan harga, seperti beras, tomat, dan ikan segar. Operasi pasar dan penguatan distribusi pangan akan segera digerakkan,” tegas Bupati.
Lebih lanjut, Bupati juga menekankan pentingnya perluasan transaksi digital di seluruh aspek pelayanan publik maupun kegiatan ekonomi masyarakat. Ia meminta seluruh OPD dan stakeholder untuk terus mengkampanyekan edukasi penggunaan transaksi non-tunai, termasuk pemanfaatan QRIS di pasar dan lingkungan perbankan.
Data Inflasi Kabupaten Banggai – Juni 2025
Dalam pemaparan TPID, disampaikan bahwa kondisi inflasi Kabupaten Banggai per Juni 2025 adalah sebagai berikut:
1. YoY (Tahunan) 4,00% Kenaikan harga dibanding Juni 2024
2. MtM (Bulanan) 0,02% Perubahan harga dari Mei ke Juni 2025 (relatif stabil)
2. YtD (Berjalan) 3,11% Kenaikan kumulatif harga dari Januari hingga Juni 2025.
Angka inflasi tahunan (YoY) sebesar 4,00% menunjukkan bahwa Banggai berada di atas rata-rata nasional, yang mengindikasikan adanya tekanan harga yang perlu direspons cepat dan tepat.
Komoditas Penyumbang Inflasi
Berdasarkan data BPS Kabupaten Banggai, inflasi dipicu oleh naiknya harga sejumlah komoditas bahan pokok, di antaranya:
1. Ikan Tongkol / Cakalang – minimnya hasil tangkapan karena cuaca ekstrem.
2. Tomat – produksi terganggu akibat cuaca yang tidak menentu.
3. Beras – distribusi dan harga gabah mengalami kenaikan.
4. Ikan Kembung / Katombo – harga naik karena menjadi pengganti tongkol.
5. Ikan Layang / Malalugis – pasokan terbatas akibat gelombang tinggi.
Kenaikan harga pada lima komoditas ini memberikan andil besar terhadap inflasi karena merupakan bagian dari konsumsi pokok rumah tangga.

Rekomendasi Solusi Pengendalian Inflasi
Sejumlah langkah strategis disusun dalam forum TPID dan TP2DD, antara lain:
• Operasi Pasar Murah secara berkala untuk menekan harga pangan.
• Fasilitasi distribusi logistik bagi petani dan nelayan.
• Penguatan ketahanan pangan lokal melalui pemberdayaan petani dan pekarangan pangan.
• Monitoring harga dan stok harian oleh OPD teknis.
• Kerja sama antar daerah (KAD) dengan wilayah surplus pangan.
• Intervensi harga terhadap komoditas utama seperti beras dan ikan.
• Edukasi digitalisasi keuangan melalui sosialisasi QRIS dan non-tunai di pasar rakyat.
Komitmen Bersama: Banggai Lebih Stabil dan Modern
Rapat HLM ini menegaskan bahwa inflasi dan digitalisasi bukan hanya urusan teknis, tetapi agenda kolektif lintas sektor yang harus disikapi bersama oleh semua pihak.
“Kami butuh kolaborasi dari seluruh stakeholder, baik sektor publik maupun swasta, untuk mewujudkan Banggai yang tangguh secara ekonomi dan adaptif dalam layanan keuangan digital,” tutup Bupati Amirudin.
Dengan sinergi antara TPID dan TP2DD, Pemerintah Kabupaten Banggai berharap dapat menciptakan stabilitas harga, kesejahteraan masyarakat, dan mempercepat transisi menuju ekonomi digital yang inklusif dan efisien.
